Orang Cinengah Garut Pantang Makan Daging Menjangan


Bermula dari para Karuhun (leluhur) Kampung Cinengah Garut yang merasa nyawanya ditolong oleh seekor Mencek (Menjangan) dari gangguan Perampok. Sebagai balas budi, mereka Cadu (Pantang) memakan daging Mencek (Menjangan). Bila Pacaduan (pantangan) itu dilanggar, maka kepalanya akan membusuk.


Kalau masih ada dan belum menjadi binatang langka, maka binatang yang bernama Mencek di kampung Cinengah, Kecamatan Cisompet. Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bakal merasa lega sebab nyawanya tak bakal terancam oleh para pemburu.

Seluruh penduduk kampung Cinengah Pantang makan daging Mencek. Padahal daging Mencek, dagingnya harum dan gurih, melebihi harum dan gurihnya daging kambing. Makanya Mencek banyak diburu dimana-mana.

Sebagai contoh, manakala Pemda Propinsi Jawa Barat menyebarkan Mencek di Gunung Haruman, Kabupaten Garut, tidak sampai satu tahun binatang itu sudah punah, diburu oleh para pemburu liar.

Riwayat berpantang makan daging Mencek bagi seluruh penduduk Kampung Cinengah, dituturkan oleh Mang Darum (Paman Darum) 76 tahun.

Dikisahkan, puluhan tahun yang silam, leluhur Pak Darum yang menjadi cikal bakal penduduk Kampung Cinengah, beserta rombongan tengah menjaring ikan di pantai Selatan Pameungpeuk. Pada masa itu, untuk mengambil ikan di laut harus mengarungi hutan belantara untuk tiba di pantai.

Padahal pada zaman itu, perampok ganas dikenal suka mengganggu orang yang lewat. Banyak berita yang sampai, bila penduduk dicegat, maka selain hartanya di rampas jiwanya pun dibinasakan.

Namun karena mengambil ikan adalah nafkah kehidupan, maka berbagai marabahaya tetap dihadapinya. Hingga pada suatu saat, rombongan pencari ikan itu dicegat segerombolan perampok ganas.

Tapi sebelum perampok itu berhasil merebut harta mereka yang tidak seberapa, rombongan pencari ikan itu lari lintang pulang menyelamatkan jiwanya masing-masing.

Leluhur Mang Darum yang terancam jiwanya, bersembunyi di sebuah semak belukar. Ketika dia masuk ke semak belukar, tiba-tiba dari dalam semak belukar melompat seekor Mencek. Mencek itu berdiri ditempat persembunyian leluhur Mang Darum.

Para perampok berhenti ketika melihat ada seekor Mencek menghalangi jalannya. Kepala rampok berseru dengan lantang, "Heyyyy! Teu mungkin eta mangkluk nyumputna didinya, lamun eta mangkluk nyumputna didinya. Geus pasti eta Mencek kuduna ge geus kabur da sieuneun!! sedengkeun eta Mencek ngajejedog keneh didinya, berarti didinya euweuh sasaha," (heyyy! Tidak mungkin orang itu sembunyi disana, kalau orang itu sembunyinya disana, sudah pasti Menjangan itu kabur karena ketakutan!! sementara Menjangan masih tetap berdiri disana, berarti disana tidak ada siapa-siapa). Seru kepala rampok. Akhirnya Para perampok berbalik arah dan terus melakukan pengejaran ke arah Barat.

Demikianlah kisahnya, "maka sejak saat itulah leluhur kami bersumpah untuk tidak mengganggu Mencek(Menjangan), apalagi memakan dagingnya, "tutur Mang Darum.

Dan kalau ada orang Cinengah, secara sembunyi-sembunyi memakan daging Mencek, maka akan cepat ketahuan yaitu kulit kepalanya menjadi korengan, bahkan bisa membusuk, Jadi sudah menjadi Pacaduan, orang Kampung Cinengah Garut Pantang makan daging Menjangan. " Tutur Mang Darum lagi.

Dalam kurun waktu yang lama, bila ada Mencek masuk ke Kampung Cinengah, mereka selalu akrab dengan penduduk, termasuk dengan anak-anak, hewan liar ini selalu bercengkrama. Tak heran bila ada penduduk Kampung lain berburu Mencek, Mencek akan berlari ke Kampung Cinengah, dan di Kampung ini Mencek dilindungi keselamatan jiwanya.

Tahun berganti, zaman pun berganti, penduduk kampung Cinengah tak kuasa melindungi seluruh kehidupan kaum Mencek. Di saat perburuan semakin meruyak dimana-mana, maka Mencek pun kini menjadi semacam binatang yang langka.

Termasuk di kampung Cinengah, sangat jarang terlihat ada Mencek keluyuran, kendati selama ini penduduk masih tetap setia dengan pantangannya. Memang, kalau sekedar orang Cinengah saja yang ingin menjaga kelestarian Mencek dengan pesan leluhur yang unik itu, maka tidak akan berarti apa-apa bila kebanyakan orang justeru ingin memburunya.

Orang Cinengah adalah contoh tauladan, karena tahu balas Budi. Mereka tidak pernah melupakan kebaikan Mencek yang pernah menolongnya. Walaupun Mencek itu binatang, tapi mereka sangat menghargainya. Tidak seperti orang zaman sekarang, waktu sengsara ditolong. Sudah jaya menghina dan mau membinasakan orang yang pernah menolongnya.


Comments

  1. The Best Casinos In Australia - Mapyro
    › casino-sites › casino-sites 김해 출장안마 5 hours ago — 5 hours ago There are hundreds 동두천 출장샵 of 태백 출장마사지 slots and video poker games available to play 수원 출장샵 at the most popular casino in Australia, including one of 순천 출장샵 the world's fastest-growing

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Dewi Kumbini Pusaranya Pantang Dibersihkan

Uang Tumbal